This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 26 Oktober 2011

artikulasi keyakinan


PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
ARTIKULASI KEYAKINAN DAN KONSEPTUALISASI KONTEN

A.      PENDAHULUAN
Pendidikan, kurikulum dan pengajaran merupakan tiga konsep yang harus dipahami dahulu, sebelum membahas pengembangan kurikulum khususnya Kurikulum PAI. Sebab, pendidikan, kurikulum, pengajaran saling berhubujngan didalam tiga aspek tersebut. Pendidikan bertujuan untuk menggali potensi-potensi tersebut menjadi aktual. Pendidikan merupakan alat untuk memberikan rangsangan agar potensi-potensi manusia dapat berkembang optimal. Dalam hal ini pendidikan sering diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan manusia.
Proses pendidikan pada manusia pertama kali adalah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan keluarga berlangsung secara informal, sadar atau tidak sadar berupa pengalihan pengalaman dari orangtua terhadap anak-anaknya dalam keluarga yang dilanjutkan pendidikan itu seterusnya dalam lingkungan sekolah yang formal.
Formalitas sekolah ditandai dengan peraturan yang mengikat peserta didik yang terlibat dalam proses tersebut, memiliki jenjang pendidikan sistem kronologis, mempunyai kurikulum dan sebagainya. Guru sebagai pendidik di sekolah mempersiapkan kinerja formalnya dengan rencana, rancangan yang matang, tujuan yang jelas, bahan-bahan yang tidak disusun secara sistematis, metode dan yang lainnya.
Ruang lingkup di sekolah merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sistem kehidupan sosial yang sangat luas. Dalam pendidikan di sekolah pendidikannya dilakukan secara bertahap, mulai tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT), yang masing-masing tingkatannya mempunyai tujuan yang dikenal dengan tujuan institusional atau tujuan lembaga, yaitu tujuan yang harus dicapai oleh setiap jenjang lembaga pendidikan di sekolah.
Masing-masing tujuan institusi diperlukan adanya alat/sarana. Alat tersebut adalah kurikulum untuk mencapai tujuan setiap tujuan lembaga pendidikan. Inti kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan sekolah sekaligus syarat mutlak dari pendidikan sekolah. Isi dari kurikulum diantaranya pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Sebagai suatu kegiatan yang terencana, pendidikan Islam memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Akan sulit kita bayangkan dalam benak, jika suatu kegiatan tanpa memiliki tujuan yang jelas. Karena pentingnya tujuan tersebut, banyak kita jumpai kajian kajian yang sungguh-sungguh di kalangan para ahli mengenai tujuan tersebut. Berbagai buku yang mengkaji masalah pendidikan Islam senantiasa berusaha merumuskan tujuan yang baik secara umum maupun secara khusus.
Pendidikan Islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia muslim merekayasa pembentukan al insan  al kamil melalui penciptaan institusi interaksi edukatif yang kondusif. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan islam adalah model sosial yang paling efektif untuk menyiapkan dan menciptakan bentuk masyarakat ideal ke masa depan. Sejalan dengan konsep perekayasaan masa depan umat, maka pendidikan Islam harus memiliki seperangkat isi atau bahan yang akan ditransformasikan kepada peserta didik agar menjadi milik dan kepribadian manusia sesuai dengan idealitas Islam. Untuk itu perlu dirancang suatu bentuk kurikulum pendidikan Islam yang sepenuhnya mengacu pada nilai-nilai asasi ajaran Islam.
Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya. Apabila pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan, maka manhaj atau kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru dengan orang-orang yang dididik untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.[1]

Pengertian Pengembangan secara Umum
Kata “pengembangan” secara ethimologi yaitu berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan.
Secara Istilah, kata “pengembangan” menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, di mana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat dan cara terus dilakukan (dikembangkan).

             Istilah pengembangan dalam pendidikan menunjukkan suatu proses perubahan secara bertahap ke arah tingkat yang lebih tinggi dan meluas serta mendalam. Pada akhirnya secara menyeluruh dapat tercipta suatu kesempurnaan/kematangan.

             Proses pengembangan terjadi karena adanya faktor “perubahan struktur”. Struktur secara normal muncul bersamaan dengan fungsi. Struktur dipahami sebagai suatu pola sosial yang memiliki fungsi, sebagaimana sebuah pola benar-benar beroperasi pada sebuah sistem.[2]

Yusuf Qardhawi, mengatakan pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan aman maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya[3]
Menurut Muhaimin:  pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan scbagai: (1) kegiatan menghasilkan kurikulum PAI; atau (2) proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik; dan/atau (3) kegiatan penyu­sunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI.

Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal tertentu paradigma sebelumnya masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini dapat dicermati dari fenomena bcrikut: (1) perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran­-ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual sebagai­mana pengaruh dari Timur Tengah, kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI; (2) perubahan dari cara berpikir tekstual, iuirmatif, dan absolutis kepada cara berpikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-­ajaran dan nilai-nilai agama Islam; (3) perubahan dari tekanan Dada produk atau hasil pemikiran keagamaan Islam dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut; dan (4) perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara mencapainya.[4]





B.       PEMBAHASAN
a.      Artikulasi Keyakinan
1.   Pengertian
Keyakinan merupakan dari kata dasar yakin, mempunyai arti percaya/ tahu, mengerti, sungguh-sungguh. Sedangkan menurut istilah, keyakinan adalah kepercayaan yang sungguh-sungguh, kepastian: ketentuan, bagian agama atau religi yang berwujud konsep-konsep yang menjadi keyakinan (kepercayaan penganutnya.[5]
Menurut Vardiansyah:  Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.[6]
Secara normatif, Islam telah memberikan landasan Islam kuat bagi pelaksanaan pendidikan.
Pertama, Islam menekankan bahwa pendidikan merupakan kewajiban agama dimana proses pembelajaran dan transmisi ilmu sangat bermakna bagi kehidupan manusia hal ini Allah tegaskan dalam syurat Al-Alaq 1-5.
...

1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4.      Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5.      Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya...[7]

Kedua, seluruh rangkaian pelaksanaan pendidikan adalah ibadah kepada Allah SWT (QS. Al-Hajj, 22:54 Sebagai sebuah ibadah, maka pendidikan merupakan kewajiban individual sekaligus kolektif.
Artinya : dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.[8]
, Ketiga, Islam memberikan derajat tinggi bagi kaum terdidik, sarjana maupun ilmuwan (QS. Al-Mujadalah, 58:11, al Nahl, 16:43).
Artinya :Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui.[9]
Oleh karena itu dari landasan  Islam tersebut pada akhirnya akan bermuara kepada keimanan seseorang,
Endang Saifuddin Anshari, mengatakan Agama dapat diibaratkan  sebagai suatu gedung besar perpustakaan kebenaran/ keyakinan. Siapa saja dapat memasukinya melalui pintunya, pintunya bisa dilalaui bila terbuka. Pitunya terbuka bila tidak terkonci. Anak kunci pembuka pintu gedung yang sangat istimewa, anak kunci yang istimewa itu tiada lain ialah : Iman Pertama , iman sebagai institusi yaitu iman yang merupakan bagian (paling Pokok ) dari pada agama sendiri, itu lah suatu bentuk kepercayaan/keyakinan tertinggi dalam arti : suatu yang diakui sebagai benar, seperti Tukun Iman yang enam dalam agama islam. Kedua dalam arti sikap jiwa. Iman yang merupakan anak kunci pembuka pintu pustaka kebenaran tersebut ialah iman dalam arti sikap jiwa mempercayai dan menerimanya, yaitu sikap sami’na wa atha’na mendengar dan mengatakan “ya”! serta mentaati sabda Ilahi dengan sepenuh hati, memusatkan segala pengabdiannya hanya kepada-Nya, menyerahkan hidup dan mati hanya kepada-Nya.[10]
Oleh karena itu dalam realitas kehidupan pendidikan, aspek keyakinan ini menjadi titik utama kajian kurikulum berbagai lembaga pendidikan terutama lembaga-lembaga pendidikan Islam. Namun keyakinan itu pun memiliki ciri khas masing masing lembaga pendidikan sesuai dengan lebel yang di miliki lebaga tersebut. Contohnya Muhammadiyah dalam merealisasikan ibadah misalnya kurang sepakat kalau doa kunut itu di laksanakan setiap shalat subuh, karena itu akan terkesan wajib, namun dari sudut pandah Nahdatul Ulama ( NU ) kunut itu harus dilaksanakan karena itu pernah dilakukan Nabi Muhammad S.A.W

Dengan demikian, terlihat bahwa dalam muatan kurikulum pendidkan agama mempunyai perbedaan spesifik, yang merupakan ciri khas masing-masing lembaga pendidikan tersebut. [11]

 Dalam prinsip pengembangan kurikulum (KBK tahun 2004) masalah keimanan telah dijadikan salah satu prinsip utama dan utama. Keimanan, budi pekerti luhur, dan nilai-nilai budaya perlu digali, difahami dan diamalkan oleh peserta didik.

2.    Asal – usul
Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya islam ke Indonesia.  Pendidikan Islam tersebut pada mulanya berlangsung secara tradisional yang belum mengenal ruang kelas dan alat-alat pengajaran lainnya yang dikenal dengan lembaga penddikan pesantren tradisional . Perkembangan berikutnya terjadi perubahan-perubahan dalam dunia pesantren sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman.
Pada zaman pemerintahan colonial Belanda telah didirikan beraneka macam sekolah, seperti Sekolah Desa, sekolah kelas II, MULO, AMS, dan lain-lain. Sekolah- sekolah tersebut seluruhnya hanya mengajarkan mata pelajaran umum, tidak memberikan mata pelajaran agama sama sekali, hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah colonial Belanda. Namun setelah berdirinya berbagai organisasi Isalm pada awal abad ke-20 seperti jami’at khair, al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, maka disekolah-sekolah tersebut dimasukkanlah mata pelajaran agama.[12]
Pengefektifan pendidikan agama di sekolah, baru terlaksana setelah Indonesia merdeka, maka diaturlah oleh pemerintah dalam hal ini  Depatemen Agama dan depatemen Pendidikan dan Kebudayaan tentang pendidikan agama disekolah-sekolah umum. Masuknya pendidikan agama disekolah-sekolah umum adalah dalam rangka merealisasi sikap hidup bangsa Indonesia yang berkeyakinan (religious)  yang tercantum dalam Pancasila.
Dengan demikian maka akan mampu mengimbangi ilmu pengetahuan umum yang ada walaupun  keyakinan dalam mengamalkan agama  yang telah mereka pelajari itu akan berbeda-beda sesuai dengan  latar belakang yang mereka miliki, hal ini disebabkan perbedaan  doktrin dari keluarga walaupun tidak semuanya, Keyakinan yang lain juga bisa muncul karena Pengalaman-pengalaman atau  proses belajar yang dihadapi. Seseorang yang sudah memiliki keyakinan akan memperoleh keyakinan yang baru apabila ia menemukan pengalaman baru yang lebih prinsip. Keyakinan juga akan muncul melalui hasil bacaan. Seseorang yang banyak menggunakan bacaan atau referensi akan dapat menemukan keyakinan.
Dengan masuknya pendidikan agama disetiap lembaga pendidikan terutama sekolah umum, merupakan sumbangan yang besar bagi upaya menciptakan generasi muda Indonesia yang bertaqwa.

3.    Skope
Lintas sejarah
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious, sikap hidup religious itu telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala. Bekas-bekas peninggalan sejarah menunjukkan bukti nyata terhadap sikap tersebut.
Pada saat sebelum kemerdekaan, telah banyak tumbuh organisasi-organisasi Islam yang juga pada akhirnya bergerak dibidang pendidikan. Diantara oranisasi-organisasi Islam itu ada yang membuka sekolah umum. Pada sekolah umum itu diajarkan mata pelajaran agama, misalnya Muhammadiyah, Jami’at khair, dll.
Pendidikan Islam di zaman jepang dapat bergerak lebih bebas bila dibandingkan dari zaman penjajahan belanda. Pada masa penjajahan jepang atas usaha atas usaha Mahmud Yunus di Sumatra barat, dapat disetujui oleh kepala Jawatan pengajaran jepang untuk memasukkan pendidikan Agama Islam ke sekolah-sekolaj pemerintah. Selanjutnya Majelis Islam Tinggi di Sumatera Utara menetapkan rencana pengajarannya yang disusun oleh Mahmud Yunus.[13]

Selanjutnya, menjelang kemerdekaan, pada tanggal 1 Juni 1945, dimuka siding Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, Soekarno yang kemudian menjadi Presiden pertama Republik Indonesia, mengatakan  bahwa betapa pentingnya setiap bangsa Indonesia berTuhan, dan mengajak setiap bangsa Indonesia mengamalkan agamanya masing-masing.
Sesudah kemerdekaan  Indonesia diproklamirkan, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Ketuhanan Yang maha Esa sebagai sila pertama dari Pancasila.
Untuk merealisasikan sikap hidup yang agamis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pemerintah pada tanggal 3 januari 1946 membentuk Departemen Agama yang tugas utamanya adalah mengurus soal-soal yang berkenaan dengan kehidupan beragama bagi seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu diantaranya adalah masalah pendidikan agama.
Ruang lingkup pendidikan agama tak hanya sebatas pada sekolah-sekolah agama, pesantren dan madrasah, tetapi juga menyangkut sekolah-sekolah umum.[14]
Kedudukan pendidikan agama semakin kokoh dengan ditetapkannya dasar dan tujuan pendidikan nasional dalam GBHN yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan  kualitas manusia Indonesia. Yaitu manusia yang beriman dan bertawa terhadap Tuhan yang maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan Rohani.[15]

Bertolak dari dasar dan tujuan pendidikan yang dicantumkan, jelas… nama peranan pendidikan agama sangat penting. Undang-undang tentang system pendidikan agama sangat penting.
Secara teknis untuk untuk meninkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang maha Esa, maka pada bulan ramadhan bagi sekolah dalam lingkungan pembinaan Dirjen DepDikBud, dikeluarkanlah keputusan bersama Dirjen Pendidikan dasar Menengah dengan Dirjen pembinaan  kelembagaan Agama Islam No.51/C/Kep/I/84 dan N0 E/HK,005/14/84.
Dalam Undang-undang RI no2, tahun 1989, Undang-undang system pendidikan agama disebutkan bahwa:
- Bab II pasal 39, ayat 2 tentang isi kurikulum. Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat:
1). Pendidikan pancasila
2). Pendidikan Agama dan
3). Pendidikan  kewarga negaraan
- Bab IV pasal 11 ayat 6, tentang satuan, jalur, dan jenis pendidikan. Salah satu jenis pendidikan adalah pendidikan keagamaan.

b.      Konseptualisasi Konten
1        Pengertian
Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan yang prosesnya berjalan secara induktif, dengan mengamati sejumlah gejala secara individual, kemudian merumuskannya dalam bentuk konsep. Konsep bersifat abstrak, sedangkan gejala bersifat konkret. Konsep berada dalam bidang logika (teoritis), sedangkan gejala berada dalam dunia empiris (faktual). Memberikan konsep pada gejala itulah yang disebut dengan konseptualisasi. [16]
Sedangkan konten (bahasa Inggris: content) adalah informasi  yang tersedia melalui media atau produk elektronik. [17]
Maksud dari konseptualisasi konten dalam makalah ini  yaitu, uraian konsep yang dituangkan dalam isi sebuah kurikulum atau uraian (perwujudan) kandungan dari isi kurikulum. Dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan konsep dari beberapa kurikulum PAI di beberapa lembaga / tingkatan pendidikan, seperti di sekolah, madrasah dan pesantren.
a.    Sekolah
Isi kurikulum di sekolah umum berbeda menurut tingkatannya, sebagai contoh secara garis besar akan pemakalah uraikan standar isi dari kurikulum, yaitu sebagai berikut:
Latar Belakang  :Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan  yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1.         lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;
2.         mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;
3.         memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.[18]
Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak berurutan. Peran orang tua sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Tujuan pendidikan Islam diantaranya adalah :
1.   menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2.   mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia yaitu manusia yang produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), serta menjaga harmoni secara personal dan sosial. [19]
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1.   Al Qur’an dan Hadits
2.   Aqidah
3.   Akhlak
4.   Fiqih
5.   Tarikh dan peradaban Islam.
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

b.      Madrasah
Menurut peraturan Menteri Agama Nomor 1 tahun 1946 dan peraturan Menteri Agama No 7 tahun 1950 serta Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri tahun 1975 tentang peningkatan mutu madrasah, dapat disimpulkan bahwa suatu lembaga pendidikan yang diatur seperti sekolah, dengan memberikan pengetahuan agama Islam sebagai pokok/dasar, disamping itu juga diajarkan mata pelajaran umum.[20]
System dan isi madrasah diupayakan adanya penggabungan antara system pesantren dan sekolah umum. Penyusun ensiklopedia Indonesia, pada pasal yang membicarakan madrasah, memandang madrasah sebagai perpaduan antara pendidikan system pondok yang khusus mengajarkan agama islam dengan system pendidikan yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum.[21]
Dalam konteks pendidikan di madrasah, maka kurikulum atau program pendidikannya perlu dirancang dan diarahkan untuk membantu, membimbing, melatih serta mengajar dan/ atau menciptakan suasana agar para peserta didik dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas IQ EQ CQ dan SQ. Pendidikan IQ menyangkut peningkatan kualitas Head agar peserta didik menjadi orang yang cerdas, pintar dan lain-lain. Pendidikan EQ menyangkut peningkatan kualitas Heart agar peserta didik menjadi orang yang berjiwa pesaing, sabar, rendah hati, menjaga harga diri (self-esteem), berempati, cinta kebaikan, mampu mengendalikan diri/nafsu (self control), dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Pendidikan CQ menyangkut peningkatan kualitas Hand agar peserta didik nantinya dapat menjadi agent of change, mampu membuat inovasi atau menciptakan hal-hal yang baru. Pendidikan SQ menyangkut peningkatan kualitas Honest agar peserta didik menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, bersikap amanah dalam memegang jabatan, dan memiliki sifat sidiq, amanah, tabligh, fathonah, dan lain-lain.
Dengan memperhatikan standar isi Kurikulum Madrasah Tahun 2004 yang memuat bahan kajian dan mata pelajaran sebagai berikut: (1) Pendidikan Agama Islam; (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Bahasa; (4) Matematika; (5) Ilmu Penge­tahuan Alam; (6) Ilmu Pengetahuan Sosial; (7) Seni dan Budaya; (8) Pendidikan Jasmani dan Olahraga; (9) Keterampilan/ Kejuruan (termasuk Teknologi Informasi); dan (10) Muatan Lokal, maka model pengembangan kurikulum madrasah dapat menggunakan pendekatan eklektik, yakni dapat memilih yang terbaik dari keempat pendekatan dalam pengembangan kuri­kulum (pendekatan subjek akademis, humanistis, rekonstruksi sosial, dan teknologis) sesuai dengan karakteristik bahan-bahan kajian dan/atau mata pelajaran-mata pelajaran tersebut.

c.       Pesantren
Jumlah pesantren yang begitu banyak, memiliki aneka ragam bentuk, jenis dan spesifik, sudah barang tentu sangat sulit mempolakannya secara tajam dan jelas. Dalam mendeskripsikan pondok pesantren M. Habib Chirzin seorang pengamat Pesantren mengemukakan:
Deskripsi yang persis mengenai podok Pesantren dengan segala seluk beluknya, hampir merupakan suatu hal yang mustahil. Kemajemukan pondok pesantren yang ditunjukkan oleh kekhususan motif dan sejarah berdirinya, ruh, sunnah, isi, serta cara penyelenggaraan masing-masing pesantren tidak dapat begitu saja diverbalkan. [22]

Dari segi kurikulum pola-pola pesantren dapat diuraikan sebagai berikut:
Pola I   : materi pelajaran yang dikemukakan dipesantren ini mata pelajaran agama yang bersumber dari kitab-kitab klasik, metode yang disampaikan wetonan dan sorogan. Mata pelajaran umum tidak diajarkan, tidak mementinkan ijazah sebagai alat untuk mencari kerja, yang terpenting adalah pendalaman ilmu-ilmu agama melalui kitab klasik.
Pola II : Pola ini hampir sama dengan pola I, hanya saja dilaksanakan secara klasikal dan non klasikal, juga dididik keterampilan dan pendidikan berorganisasi. Pada tingkat tertentu diberikan sedikit pengetahuan umum. Santri telah dibagi jenjang pendidikan mulai dari tingkat ibtidaiyyah. Tsanawiyah dan ‘aliyyah.
Pola III : pola ini materi pelajaran telah dilengkapi dengan mata pelajaran umum, ditambah dengan pendidikan lain seperti keterampilan, olahraga, kepramukaan, kesenian, organisasi.
Pola IV : pola ini menitik beratkan pelajaran keterampilan disamping pelajaran agama. Keterampilan ini sebagai bekal para santri setelah tamat nanti, dan yang diajarkan adalah pertanian, pertukangan dan peternakan.
Pola V   : pada pola ini materi yang diajarkan adalah sebagai berikut:
a.        Kitab-kitab klasik
b.        Madrasah, yaitu pendidikan model madrasah, selain  mengajarkan mata pelajaran agama, juga menjarkan mata pelajaran umum.kurikulum madrasah pondok dibagi menjadi dua bagian: pertama, kurikulum yang dibuat oleh pondok sendiri, dan kedua kurikulum pemerintah dengan memodifokasi materi pelajarn agama.
c.        Diajarkan berbagai kegiatan keterampilan.
d.       Sekolah umum, dipesantren ini dilengkapi dengan materi sekolah umum yang berpedoman kepada kurikulum departemen pendidikan. Sedangkan materi pelajarn agama disusun oleh pondok sendiri. Pada waktu-waktu tertentu yang sudah terjadwal, santri menerima pendidikan agama lewat membaca kitab-kitab klasik.
e.        Perguruan tinggi, pada beberapa pesantren yang tergolong pesantren besar telah membuka universitas atau perguruan tinggi.




2.    Fokus
Dalam kamus Wikipedia, fokus mempunyai arti: ( Fis ): titik atau daerah kecil tempat berkas cahaya mengumpul atau menyebar setelah berkas cahaya itu menimpa sebuah cermin atau lensa, berkas cahaya yg datang berada dalam keadaan paralel dengan sumbu cermin atau lensa itu; titik api: ( pusat ): seperti  perhatian dunia internasional tertuju ke kejuaraan sepak bola dunia di Prancis; ( Ling ) : unsur yang menonjolkan suatu bagian kalimat sehingga perhatian pendengar (pembaca) tertarik pada bagian itu; [23]
Dalam makalah ini fokus yang dimaksud adalah pusat/ pokok yang sampaikan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam pada sebuah lembaga pendidikan.
Secara umum Fokus dalam kurikulum PAI dalam setiap jenjang pendidikan adalah sama, yaitu ruang lingkup kajian yang disampaikan pada standar isi.
Adapun Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a.    Al Qur’an dan Hadits
b.   Aqidah
c.    Akhlak
d.   Fiqih
e.    Tarikh dan peradaban Islam.
Namun demikian focus / ruang lingkup tersebut berbeda dengan lembaga pendidikan madrasah dan pesantren. Untuk  madrasah, memiliki focus yang berbeda. Seperti untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyyah, Tsanawiyah dan Aliyyah selain lima ruang lingkup yang diatas, ditambah lagi dengan bahasa Arab. Sedangkan untuk Aliyyah dengan program pilihan Ilmu-ilmu agama ruang lingkup ditambah dengan: Ilmu tafsir, Ilmu Hadits, Ushul Fiqh, tarikh tasyri’, ilmu kalam dan sejarah agama. [24]
Sedangkan untuk pondok pesantren pada awalnya sebagai inti pokoknya adalah pusat pengkajian ilmu-ilmu keagamaan Islam, seperti fiqh/ Ushul Fiqh, tauhid, tafsir, hadits, tasawuf/ akhlaq, bahasa arab, dsb.  Namun seiring perkembangan dan kebutuhan zaman, pesantren sebagai lembaga pendidikan islam yang mengandung makna bahwa titik pusat pengembangan keilmuan dilembaga ini adalah ilmu agama, oleh karena itu ilmu agama tidak akan berkembang dengan baik tanpa ditunjang oleh ilmu-ilmu umum (seperti ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan ilmu-ilmu kealaman). Maka oleh sebagian pesantren ilmu-ilmu tersebut juga merupakan bagian dari ilmu-ilmu yang diajarkan. [25]
           Oleh sebab itu dibeberapa pndok pesantren telah diterapkan ruang lingkup pelajaran yang diajarkan sesuai dengan pola-pola yang sudah disebutkan pada uraian sebelumnya..
3.    Area
Menurut kamus bahasa indonesia, area adalah wilayah. Yang dimaksudkan wilayah/ area dalam makalah disini adalah wilayah kajian dalam kurikulum PAI ditiap jenjang lembaga pendidikan. Karena kalau fokus / ruang lingkup kurikulum bisa sama untuk tiap tingkatan, sedang wilayah kajian sudah barang tentu berbeda disesuaikan dengan kebutuhan dan daya fikir peserta didik.
Dalam makalah ini akan disampaikan beberapa contoh area kurikulum PAI yang diambil dari standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam suatu jenjang pendidikan disekolah umum dalam hal ini adalah Sekolah Dasar/ Madrasah dan SMP/MTs.
Untuk bisa mengetahui fokus dan area isi dari kurikulum suatu lembaga pendidikan, kita bisa melihatnya melalui standar isi yang menguraikan tentang suatu standar kompetensi dan kompetensi dasar. Atau kita bisa melihar kurikulum untuk tiap jenjang pendidikan, misalnya standar isi untuk SD/MI akan berberda dengan standar isi untuk SMP/MTs atau tingkat yang lebih tinggi.
Berikut ini penulis beri contoh SK/KD PAI di SD/MI dan SMP/MTskhusus mata pelajaran agama:[26]


Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
  1. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlaq Mulia Bertujuan untuk mmebentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. Tujuan tersebut tercapai melalui muatan dan atau kegaiatan keagamaan, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
  2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi menusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/ atau kegiatan agama, akhlaq mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
  3. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang meliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, seni dan budaya.
  4. Adapun Standar Kompetensi Kelompok mata Pelajaran (SK-KMP) untuk masing-masing satuan pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Agama dan Akhlaq Mulia
Satandar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlaq Mulia adalah :
  1. menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai denagn tahap perkembangan anak
  2. menunjukkan sikap jujur dan adil
  3. mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi di lingkungan sekitarnya.
  4. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
  5. Menunjukkan kebiasan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya.
  6. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kpribadian adalah :
  1. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, Negara, dan tanah air Indoesia.
  2. Mematuhi aturan-aturan social yang berlaku dalam lingkungannya
  3. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social ekonomi di lingkungan sekitarnya.
  4. Menunjukkan kecintaan dakepedulian terhadap lingkungan.
  5. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
  6. Menunjukkan ras keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
  7. Berkomunikasi secara santun
  8. Menunjukkan kegemaran membaca
  9. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, serta dapat memanfaatkan waktu luang
  10. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendidri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
  11. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya lokal.
3. Estetika
Standar kompetensi Kelompok Mata Pelajaran Estetika adalah menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya.
Silabus Al-Islam Kelas 6 Sesuai Dengan Standar Isi Kurikulum
Semester I (Gasal)
Kompetensi Dasar
Indikator
 AI Qur'an
Membaca AI-Qur'an Surat Al-Muthaffifin, AI-Infithar dan At-Takwir
Mengetahui arti Al-Qur'an Surat Al-Muthaffifin, Al-Infithar danAt-Takwir
Mengenal isi kandungan AI-Qur'an Surat AI-Muthaffifin, Al-Infithar dan At-Takwir
Menghafal AI-Qur'an Surat Al-Muthaffifin,Al-
Infithar dan At-Takwir
• Membaca Al-Qur'an Surat AI-Muthaffifin dengan fasih dan benar­
• Membaca Al-Qur'an Surat,Al-Infithar dengan fasih dan benar
• Membaca Al-Qur'anSurat,At-Takwir dengan fasih dan benar
• Menerjemahkan Al-Qur'an Surat Al-Muthaffifin dengan benar
• Menerjemahkan Al-Qur'an Surat Al-Infithar dengan benar
• Menerjemahkan Al-Qur'an Surat At-Takwir dengan benar
• Menyebutkan isi kandungan Al-Qur'an Surat Al-Muthaffifin
denganbenar
• Menyebutkan isi kandungan AI-Qur'an Surat AI-Infithar dengan
benar
• Menyebutkan isi kandungan AI-Qur'an Surat At-Takwir dengan
benar
2. Aqidah
Mengenal larangan berbuat syirik
Mengenal macam-macam syirik
• Menyebutkan arti syirik
• Menyebutkan kedudukan syirik
• Menyebutkan contoh perbuatan syirik
Menyebutkan cara menghindarkan diri dari syirik
• Mengklasifikasikan macam-macam syirik
• Menyebutkan pengertian syirik khafi (terselubung)
• Menyebutkan contoh syirik khafi (terselubung)
• Menyebutkan pengertian syirikjali (terang-terangan)
• Menyebutkan contoh syirikjali (terang-terangan)
• Menjelaskan pengertian syirik uluhi (pemujaan)
• Menyebutkan contoh syirik uluhi (pemujaan)
• Menjelaskan pengertian syirik rububi (perlindungan)
• A4enyebutkan contoh syirik rububi (perlindungan)
3. Akhlak
Membiasakan sifat terpuji : tanggung jawab, menepati janji, berterima kasih dan ramah
• Menyebutkan lawan kata dari tanggung jawab, menepati janji, berterima kasih dan ramah
• Menyebutkan ciri-ciri tanggung jawab, menepati janji, berterima kasih dan ramah
• Menyebutkan contoh tanggung jawab, menepati janji, berterima kasih dan ramah
• Menyebutkan keutamaan sifat terpuji : tanggung jawab,
menepatijanji, berterima kasih dan ramah
Menampilkan adab pergaulan sesama
muslim dan umat penganut agama lain
Menghindari sifat tercela, acuh tak acuh dan Dhalim
Menyebutkan adab pergaulan sesama muslim dan umat penganut agama lain
Memperagakan adab pergaulan sesama muslim dan umat penganut agama lain
Menyebutkan lawan kata dari acuh tak acuh dan dhalim
Menyebutkan ciri-ciri acuh tak acuh dan dhalim
Menyebutkan contoh acuh tak acuh dan dhalim
Menyebutkan akibat / kerugian perilaku sifat tercela : acuh tak acuh clan
Dhalim

4. Ibadah
Memahami shalat 'Idain
Memahami ibadah haji dan umrah
• Menyebutkan pengertian shalat 'idain
• Menyebutkan tata cara shalat 'idain
• Menyebutkan hal-hal yang disunnahkan sebelum shalat 'Idain
• Menyebutkan ketentuan waktu pelaksanaan shalat'Idain
• Mendemonstrasikan shalat'Idain
• Menyebutkan pengertian haji clan urnrah
• Membedakan haji clan umrah
• Menyebutkan ketentuan-ketentuan haji clan umrah
• Menyebutkan larangan-larangan dalam ibadah haji dan umrah
• Menyebutkan hikmah haji clan urnrah

5. Tarikh
Memahami peristiwa Fathul Makkah
'
Memahami proses terjadinya Haji Wada'
• Menyebutkan pengertian Fatkhul Makkah
•Menceritakan peristiwa sebelum pembebasan Makkah
• Menceritakan terjadinya Fathul Makkah
• Menyebutkan langkah yang dilakukan Rasulullah pada saat terjadi
Fathul Makkah
• Menjelaskan sikap Rasulullah setelah mendapat kemenangan
• Meneladani sikap Rasulullah setelah mendapat kemenangan
• Menjelaskan perjalanan Haji Wada'
• Menjelaskan pelaksanaan Haji Wada'
• Menyebutkan isi khutbahtul wada'

 Semester II (Genap)
1. AI Qur'an
Membaca AI-Qur'an Surat 'Abasa, An-Nazi'at dan An-Naba'
Mengetahui arti Al-Qur'an Surat 'Abasa, An- Nazi'at dan An-Naba'
Mengenal isi kandungan AI-Qur'an Surat 'Abasa, An-Nazi'at dan An-Naba'
Menghafal Al-Qur'an Surat 'Abasa, An-Nazi'at dan An-Naba'
• Membaca Al-Qur'an Surat 'Abasa dengan fasih dan benar
• Membaca Al-Qur'an Surat An-Nazi'at dengan fasih dan benar
• Membaca Al-Qur'an Surat An-Naba' dengan fasih dan benar
• Menerjemahkan Al-Qur'an Surat Al-Muthaffifin dengan benar
• Menerjemahkan Al-Qur'an  Surat Al-An-Nazi'at  dengan benar
• Menerjemahkan Al-Qur'an Surat-An-Naba' dengan benar
• Menyebutkan isi kandungan Al-Qur'an Surat Al-Muthaffifin dengan benar
Menyebutkan isi kandunganAl-Qur'an Surat An-Nazi'at dengan benar
• Menyebutkan isi kandunganAl-Qur'an Surat An-Naba'dengan benar
• Menunjukkan hafalanAl-Qur'an Surat Al-Muthaffifin dengan lancar
• Menunjukkan hafalanAl-Qur'anSuratAn-Nazi'at dengan lancar
• Menunjukkan hafalanAl-Qur'an Surat An-Naba'dengan lancar

2. Aqidah
Mengenal makhluk ghaib
Mengenal iman kepada makhluk ghaib
• Menyebutkan pengertian hal-hal yang ghaib
• Menyebutkan macam-macam makhluk ghaib
• Menyebutkan kehidupan makhluk ghaib
• Menyebutkan pengertian iman kepada makhluk ghaib
• Menyebutkan cara beriman kepada makhlukghaib

3. Akhlak
Membiasakan sifat terpuji: kewajiban membela negara
Menampilkan adab silaturahmi
• Menyebutkan ciri-ciri sifat terpuji kewajiban membela negara
• Menyebutkan conoh sifat terpuji : kewajiban membela negara
- Menyebutkan keutamaan sifat terpuji : kewajiban membela
• Menyebutkan adab silaturahmi
• Memperagakan adab silaturahmi

4. Ibadah
Memahami ibadah Qurban
Memahami Aqiqah
Standar Kompetensi :
Mengenal tata cara bersuci dari hadats besar
Memahami bersuci dari hadats besar
Memahami mandi wajib
• Menyebutkan pengertian qurban
• Menyebutkan ketentuan qurban
• Menyebutkan waktu menjalankan qurban
• Menyebutkan syarat-syarat hewan qurban
• Menyebutkan tata cara menyembelih hewan qurban
• Mempraktikkan berqurban dan membagikannya
• Menyebutkan pengertian 'Aqiqah Membedakan Qurban dan 'Aqiqah
• Menyebutkan ketentuan'Aqiqah
• Menyebutkan waktu menjalankan'Aqiqah
• Menyebutkan syarat-syarat hewan'Aqiqah
• Menyebutkan pengertian hadats
• Menyebutkan macam-macam hadats
• Menyebutkan cara bersuci dari hadats besar
• Menyebutkan pengertian mandi wajib
• Menyebutkan sebab-sebab mandi wajib
• Menyebutkantatacara mandiwajib
• Mempraktikkanmandiwajib

5. Tarikh
Memahami akhir hayat Nabi Muhammads.a.w.
Meneladani Nabi Muhammad s.a.w.
• Menyebutkan tanda perjuangan Nabi akan berakhir
• Menjelaskan peristiwa sakitnya Nabi Muhammad s.a.w.
       Menjelaskan saat Nabi Muhammad s.a.w. wafat
       Menyebutkan sifat-sifat kepribadian Nabi Muhammad saw
 • Menyebutkan keteladanan Nabi Muhammad dalam kehidupan masyarakat.
• Menyebutkan keteladanan Nabi Muhammad s.a.w.dalam kehidupan sesama umat lain [27]










Setandar Komepensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menegah Pertama MTs, SMP dalam Menajemen pendidikan Dasar pertama yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional.
Kelas VII Semester I (Gsasal)Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas VII, Semester I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
1. Menerapkan Hukum
bacaan ”Al” Syamsiyah
dan ”Al”Qomariyah
1.1 Menjelaskan hukum bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.2 Membedakan hukum bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.3 Menerapkan bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah
dan ”Al”Qomariyah
dalam bacaan surat-surat
Al-Qur’an dengan benar
Aqidah
2. Meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT
melalui pemahaman sifat-
sifatNya
2.1 Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengan sifat-sifat Allah
2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.3
Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
2.4
Menampilkan perilaku sebagai cermin
keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
3. Memahami Asmaul Husna 3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna
Akhlak
4. Membiasakan perilaku
terpuji
4.1 Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, qana’ah
dan sabar
4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadhu,
ta’at, qana’ah dan sabar
4.3 Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah
dan sabar
4
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fiqih
5. Memahami ketentuan –
ketentuan thaharah
(bersuci)
5.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib
5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6. Memahami tatacara shalat
6.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib
6.2 Memperaktikkan shalat wajib
7. Memahami tatacara shalat
jamaah dan munfarid
(sendiri)
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan
munfarid
7.2 Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat
munfarid
Tarikh dan kebudayaan
Islam
8. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad untuk
semua manusia dan bangsa
4
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fiqih
5. Memahami ketentuan –
ketentuan thaharah
(bersuci)
5.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib
5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6. Memahami tatacara shalat
6.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib
6.2 Memperaktikkan shalat wajib
7. Memahami tatacara shalat
jamaah dan munfarid
(sendiri)
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan
munfarid
7.2 Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat
munfarid
Tarikh dan kebudayaan
Islam
8. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad untuk
semua manusia dan bangsa
5
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
9. Menerapkan hukum
bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan
mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
dengan benar.
Aqidah
10. Meningkatkan keimanan
kepada Malaikat
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat
10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat
Akhlak
11. Membiasakan perilaku
terpuji
11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan
teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras,
tekun, ulet, dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun
dan teliti
Fiqih
12. Memahami tatacara shalat
Jum’at
12.1 Menjelaskan ketentuan – ketentuan shalat
jum’at
12.2 Mempraktekkan shalat jum’at
13. Memahami tatacara shalat
jama’ dan qashar
13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qashar
13.2 Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar
5
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
9. Menerapkan hukum
bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan
mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
dengan benar.
Aqidah
10. Meningkatkan keimanan
kepada Malaikat
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat
10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat
Akhlak
11. Membiasakan perilaku
terpuji
11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan
teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras,
tekun, ulet, dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun
dan teliti
Fiqih
12. Memahami tatacara shalat
Jum’at
12.1 Menjelaskan ketentuan – ketentuan shalat
jum’at
12.2 Mempraktekkan shalat jum’at
13. Memahami tatacara shalat
jama’ dan qashar
13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qashar
13.2 Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
1. Menerapkan Hukum bacaan ”Al”
    Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah

1.1 Menjelaskan hukum bacaan  ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.2  Membedakan hukum bacaan         bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.3   1.3  Menerapkan bacaan bacaan                  Syamsiyahdan ”Al”Qomariyah
               Dalam bacaan surat-surat
       Al-Qur’an dengan benar
Aqidah
2. Meningkatkan keimanan  kepada  Allah SWT melalui pemahaman sifat- sifatNya

2.1  Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
2.2  Menyebutkan arti ayat-ayat Al-   Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.3  Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
2.4  Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
3. Memahami Asmaul Husna
3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna

Akhlak
4. Membiasakan perilaku terpuji

4.1 Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
4.2  Menampilkan contoh-contoh
       perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
4.3 Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
Fiqih
5. Memahami ketentuan –
    ketentuan thaharah (bersuci)

5.1  Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib
5.2  Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6. Memahami tatacara shalat
6.1  Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib
6.2  Memperaktikkan shalat wajib
7. Memahami tatacara shalat
    jamaah dan munfarid

7.1   Menjelaskan pengertian shalat
        jama’ah dan unfarid
7.2  Memperaktikkan shalat jama’ah   dan shalat munfarid
Tarikh dan kebudayaan Islam
8. Memahami sejarah Nabi
    Muhammad SAW

8.1  Menjelaskan sejarah Nabi
       Muhammad SAW
8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad
       untuk semua manusia dan bangsa
Kelas VII Semester I (Genap)Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas VII, Semester I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
1. Menerapkan Hukum
bacaan ”Al” Syamsiyah
dan ”Al”Qomariyah
1.1 Menjelaskan hukum bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.2 Membedakan hukum bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.3 Menerapkan bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah
dan ”Al”Qomariyah
dalam bacaan surat-surat
Al-Qur’an dengan benar
Aqidah
2. Meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT
melalui pemahaman sifat-
sifatNya
2.1 Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengan sifat-sifat Allah
2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.3
Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
2.4
Menampilkan perilaku sebagai cermin
keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
3. Memahami Asmaul Husna 3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna
Akhlak
4. Membiasakan perilaku
terpuji
4.1 Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, qana’ah
dan sabar
4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadhu,
ta’at, qana’ah dan sabar
4.3 Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah
dan sabar
4
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fiqih
5. Memahami ketentuan –
ketentuan thaharah
(bersuci)
5.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib
5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6. Memahami tatacara shalat
6.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib
6.2 Memperaktikkan shalat wajib
7. Memahami tatacara shalat
jamaah dan munfarid
(sendiri)
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan
munfarid
7.2 Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat
munfarid
Tarikh dan kebudayaan
Islam
8. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad untuk
semua manusia dan bangsa
4
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fiqih
5. Memahami ketentuan –
ketentuan thaharah
(bersuci)
5.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib
5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6. Memahami tatacara shalat
6.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib
6.2 Memperaktikkan shalat wajib
7. Memahami tatacara shalat
jamaah dan munfarid
(sendiri)
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan
munfarid
7.2 Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat
munfarid
Tarikh dan kebudayaan
Islam
8. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad untuk
semua manusia dan bangsa
5
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
9. Menerapkan hukum
bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan
mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
dengan benar.
Aqidah
10. Meningkatkan keimanan
kepada Malaikat
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat
10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat
Akhlak
11. Membiasakan perilaku
terpuji
11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan
teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras,
tekun, ulet, dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun
dan teliti
Fiqih
12. Memahami tatacara shalat
Jum’at
12.1 Menjelaskan ketentuan – ketentuan shalat
jum’at
12.2 Mempraktekkan shalat jum’at
13. Memahami tatacara shalat
jama’ dan qashar
13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qashar
13.2 Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar
5
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
9. Menerapkan hukum
bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan
mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
dengan benar.
Aqidah
10. Meningkatkan keimanan
kepada Malaikat
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat
10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat
Akhlak
11. Membiasakan perilaku
terpuji
11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan
teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras,
tekun, ulet, dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun
dan teliti
Fiqih
12. Memahami tatacara shalat
Jum’at
12.1 Menjelaskan ketentuan – ketentuan shalat
jum’at
12.2 Mempraktekkan shalat jum’at
13. Memahami tatacara shalat
jama’ dan qashar
13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qashar
13.2 Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
9.Menerapkan hukumbacaan nun mati/tanwin dan mim mati.

9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.
Aqidah
10.Meningkatkan keimanan kepada Malaikat

10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat
10.2 Menjelaskan tugas-tugas  Malaikat
Akhlak
11. Membiasakan perilaku terpuji

11.1.Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan teliti
11.2.Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti
11.3.Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun dan teliti
Fiqih
12. Memahami tatacara shalat Jum’at

12.1.Menjelaskan ketentuan –  ketentuan shalat jum’at
12.2 Mempraktekkan shalat jum’at
13.Memahami tatacara shalat jama’ dan qashar

13.1.Menjelaskan shalat jama’ dan qashar
13.2. Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar
Tarikh dan Kebudayaan
Islam

14. Memahami sejarah Nabi
     Muhammad SAW

14.1Menjelaskan misi Nabi
       Muhammad SAW untuk
       menyempurnakan akhlak,
       membangun manusia mulia dan bermanfaat
14.2.Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW,sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat
14.3 Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah[28]



C.   KESIMPULAN

1.      Pendidikan Islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia muslim merekayasa pembentukan al insan  al kamil melalui penciptaan institusi interaksi edukatif yang kondusif. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan islam adalah model sosial yang paling efektif untuk menyiapkan dan menciptakan bentuk masyarakat ideal ke masa depan
2.      Oleh karena itu dalam realitas kehidupan pendidikan, aspek keyakinan ini menjadi titik utama kajian kurikulum berbagai lembaga pendidikan terutama lembaga-lembaga pendidikan Islam. Namun keyakinan itu pun memiliki ciri khas masing masing lembaga pendidikan sesuai dengan lebel yang di miliki lebaga tersebut. Contohnya Muhammadiyah dalam merealisasikan ibadah misalnya kurang sepakat kalau doa kunut itu di laksanakan setiap shalat subuh, karena itu akan terkesan wajib, namun dari sudut pandah Nahdatul Ulama ( NU ) kunut itu harus dilaksanakan karena itu pernah dilakukan Nabi Muhammad S.A.W
3.      Pengefektifan pendidikan agama di sekolah, baru terlaksana setelah Indonesia merdeka, maka diaturlah oleh pemerintah dalam hal ini  Depatemen Aama dan depatemen Pendidikan dan Kebudayaan tentang pendidikan agama disekolah-sekolah umum. Masuknya pendidikan agama disekolah-sekolah umum adalah dalam rangka merealisasi sikap hidup bangsa Indonesia yang berkeyakinan (religious)  yang tercantum dalam Pancasila.
4.      Isi kurikulum agama pendidikan umum dan madrasah pada hakekatnya sama namun praktek dilapangan akan berbeda-beda sesuai dengan latarbelakang dan keyakinan masing masing , yang dialami baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.  








DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama RI, Al- Qur’an Terjemah Per-Kata, SYGMA, Jakarta, 2007

Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen pendidikan Dasar dan Pertama, Jakarta 2006

Departemen Agama RI, Garis-garis Besar program Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam., 1995

Endang Saiduddin anshari, Ilmu Filsafat dan Agama PT Bina Ilmu, Surabaya, 1987

Ensiklopedia Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta, 1983

GBHN, Tap MPR no II/MPR/1988, Semarang, , aneka Ilmu, 1988

Haidar Putra daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah, Tiara wacana Yogya, Yogyakarta, 2001

Hendyat Soetopo, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, PT Bumi Aksara, Jakarta, 1991

http/ Materi Kuliah S1 PAI & S1 PGMI FAI UNIPDU ,Jombang, tanggal 26 april 2011

http/: duinulislamjamilahwordpress.com , konseptualisasi, tanggal, 28 April 2011


Karsidi dkk, Model Kurikulum Tingkt Satuan Pendidikan, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo, 2007

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Mutiara, Jakarta, 1979

Majelis Pendidikan dasar dan menengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, 2008

M Habib Chirzin, Agama dan Ilmu dalam Pesantren, LP3ES, Jakarta, 1985

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan Tinggi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005

.........kurikulum berbasis kompetensi dan life skill dalam jurnal “lektur”  no 1 Vol  IX, 1 Januari –  juli 2003
Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008

Yusuf al-Qardhawi, Tarbiyah al-Islamiyah wa Madrasah Hasan al-Banna, diterjemahkan oleh Bustani A. Gani, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Jakarta : Bulan Bintang, 1980






























PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
ARTIKULASI KEYAKINAN DAN KONSEPTUALISASI KONTEN




Dosen :
Dr. Mahrus As’ad, M.Ag





                                             
MAKALAH
Diajukan Dalam Diskusi Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam






Oleh :


Muhammad Ali
NPM.1000371

Program Studi : Pendidikan Agama Islam ( PAI )



PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TAHUN 2011



       [1] Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 478
       [2] http/ Materi Kuliah S1 PAI & S1 PGMI FAI UNIPDU ,Jombang, tanggal 26 april 2011
       [3] Yusuf al-Qardhawi, Tarbiyah al-Islamiyah wa Madrasah Hasan al-Banna, diterjemahkan oleh Bustani A. Gani, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Jakarta : Bulan Bintang, 1980, hal. 39
       [4] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan Tinggi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005,h. 7
         [5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, 2002,h. 1277
        [6] Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008, h.5
       [7] Departemen Agama RI, Al- Qur’an Terjemah Per-Kata, SYGMA, Jakarta, 2007, h.597
[8] Ibid, h. 332
[9] Ibid, h. 267
          [10] Endang Saiduddin anshari, Ilmu Filsafat dan Agama PT Bina Ilmu, Surabaya, 1987, h.142
          [11] Muhaimin, kurikulum berbasis kompetensi dan life skill dalam jurnal “lektur”  no 1 Vol  IX, 1 Januari –  juli 2003

[12] Haidar Putra daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah, Tiara wacana Yogya, Yogyakarta, 2001, h.2
[13] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Mutiara, Jakarta, 1979, h.122
[14] Haidar Putra Daulay, Op Cit., h.53
[15] GBHN, Tap MPR no II/MPR/1988, Semarang, , aneka Ilmu, 1988
[16] http/: duinulislamjamilahwordpress.com , konseptualisasi, tanggal, 28 April 2011
[17] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka, 2002, h. 591
[18] Hendyat Soetopo, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, PT Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hh. 11-16
[19] Departemen Agama RI, Garis-garis Besar program Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam., 1995,h. 2
[20] Haidar Putra Daulay, Op Cit.,h.85
[21] Ensiklopedia Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta, 1983, h.2078
[22] M Habib Chirzin, Agama dan Ilmu dalam Pesantren, LP3ES, Jakarta, 1985, h.77
[24] Muhaimin, Op cit.,h. 86-88
[25] Ibid, h.30
                [26] Karsidi dkk, Model Kurikulum Tingkt Satuan Pendidikan, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo, 2007,hh. 7-8
[27] Majelis, Pendidikan dasar dan menengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, 2008
      [28] Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen pendidikan Dasar dan Pertama, Jakarta 2006, h. 3-5

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More